Kamis, 23 Oktober 2008

"M"-nya itu Mabruri, bukan Muhammad......

Sebelumnya saya minta maaf, semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya.

"M"nya itu Mabruri, bukan Muhammad......
Pastinya bagi yang belum tahu, akan bertanya-tanya. Maksudnya apa? Makanya ikuti cerita berikut ini.

Kejadian ini dialami oleh saya sendiri selaku penulis, bersama dengan rekan kita juga Muhammad Zulfi Zamani, yang akrab dengan sebutan Zulfi. Apa yang sebenarnya terjadi antara Mabruri dan Zulfi? (sabar bung.....)

Begini anak-anak, setiap orang pasti diberi cobaan oleh Allah SWT. Termasuk Mabruri. Saat itu, Mabruri diberi musibah berupa dikuranginya nikmat sehat. Sakit lah bahasane. Namun, karena ingin merasakan kehangatan dengan teman-teman IPA3, walaupun sakit, ia tetap aja berangkat ke sekolah. Alhasil, bukannya pelajaran didapat, malah ganggu konsentrasi guru yang mengajar.

Waktu itu, sedang berlangsung pelajaran Fisika (wah, dadi kemutan pak Eko kie). Pelajaran yang bisa dikatakan momok yang menakutkan, bukan karena sulit, tapi karena gurunya ya.... (ha...ha...). Lanjut....

Nah, melihat kondisi Mabruri yang kurang fit, Pak Eko menyuruh supaya Mabruri istirahat saja di UKS. Bahkan Pak Eko menyuruh berobat ke Puskesmas. Berhubung waktu istirahat tinggal sebentar lagi, maka rencana ke Puskesmas yang disarankan Pak Eko pun ditunda sampe istirahat tiba.

Waktu istirahat pun tiba. Mabruri pun pergi berobat ke Puskesmas. Takut di jalan terjadi sesuatu, maka sahabat dekatnya (saudara sebapak), ikut mengantarnya ke Puskesmas. Di tengah perjalanan, Zulfi menanyakan kepada Mabruri, punya kartu askes apa tidak. Lumayankan kalo pake askes, bisa gratis (ceritane). Ceritanya begini.....

Zulfi : "Mab...punya askes nggak?"
Mabrur : "Wah, lupa ga dibawa Zul"
Zulfi : "ya udah, pake punya aku aja"
Mabrur : "Mang bisa"
Zulfi : "Bisa lah deyan"
Mabrur : "Tapi kan di kartunya pake nama kamu dan juga ada poto kamu"
Zulfi : "sudah, dicoba aja. Sukur kalo bisa"
Mabrur : "ya udah, ntar dicoba"

Tak berapa lama kemudian, sampai juga di puskesmas. Lumayan banyak yang lagi sakit, jadi ikut ngantri dulu. Masuk ke loket pendaftaran, beneran, Mabruri mendaftar dengan menggunakan kartu askesnya Zulfi. Untungnya petugas yang mencatat pendaftaran tidak begitu teliti, membaca kartu yang diserahin sama yang memberi kartu itu. Padahal waktu itu Mabruri juga was-was kalo aja ketahuan bahwa kartu yang dipake itu bukan kartu dia.

Petugas mencatat registrasi tanpa melihat pendaftarnya. Jadi, proses pendaftaran lolos dan aman. Padahal, kalo ketahuan bisa saja ditolak. karena di kartu tersebutkan ada foto dan juga nama lengkap Zulfi. Sedang yang mendaftarkan diri adalah Mabruri. Tapi nasib berkata lain. Lolos seleksi pertama. Plong rasanya. Jadi yang masuk ke dalam daftar adalah pake nama M. Zulfi Zamani.

Masuk ke tahap selanjutnya adalah antri untuk diperiksa sama petugas kesehatan. Setelah beberapa lama menunggu, tibalah giliran Maburi mendapat panggilan untuk diperiksa kesehatannya. Petugas pun memanggil nama M. Zulfi Zamani, tanda giliran dia untuk diperiksa.

Petugas :"M. Zulfi Zamani"
Setelah mendengar namanya dipanggil, Mabruri pun bangkit dari penantiannya dan masuk ke ruang pemeriksaan. Dengan langkah santai, Mabruri pun masuk ke ruang pemeriksaan.
Dan tiba-tiba.....

Petugas :"M. Zulfi Zamani?"
Mabruri :"Iya bu"
Petugas : "Saya panggil M. Zulfi Zamani"
Mabruri :"Saya M. Zulfi Zamani, Bu"
Petugas :"Kamu M. Zulfi Zamani. Tapi ko, di baju kamu namanya Mabruri"

Deg.... Mati aku, ketahuan dech kalo bohong. Kenapa ga kepikiran dari awal. Kita tahukan seragam sekolah kita, bajunya ada papan namanya. Nah, petugas puskesmas itu liat dengan jelas di baju Mabruri itu ya tercantum nama Mabruri. Sedangkan yang ada dalam berkas pendaftaran adalah M. Zulfi Zamani. Jadi, petugas tersebut mencurigai Mabruri. Mabruri semakin ketakutan. Gimana jadinya kalo sampai ketahuan.

Alhamdulillah, Mabruri masih diberi akal yang cerdas (walaupun buat ngibulin orang, ha...ha...ha...). Dengan tenang, Mabruri menjawab kecurigaan petugas tersebut.

Mabruri :"Iya bu, saya M. Zulfi Zamani"
Petugas :"Tapi itu dibaju, tulisannya ko Mabruri"
Mabruri :"Ya maaf bu, "M" itu maksudnya Mabruri bu.
Pasti ibu ngiranya "M"nya itu Muhammad ya bu"
Kenapa Mabruri bisa punya pikiran seperti itu. Karena yang ditulis oleh petugas tersebut, untung saja nama Muhammad Zulfi Zamani, M-nya itu disingkat. Jadi, Mabruri bisa merekayasa inisial M tersebut.

Petugas :"Ooooh... gitu. Ibu kira M-nya ya Muhammad.
Lain kali, namanya ga usah disingkat kaya gitu ya" (pinta nya)
Mabruri :"Ya Bu"
Tanpa basa-basi lagi, Petugas itu pun langsung memeriksa kesehatan Mabruri. Mengecek kondosinya dan memberi obat. Semuanya GRATIS.......

Ha...ha...ha.......

Wah...plong rasanya pikiran Mabruri. Rintangan ahirnya terlewati. Ga tahu gimana perasannya saat itu. Ada rasa takut kalo ketahuan, ada rasa lucu juga membohongi petugas puskesmas. Campur aduk lah.

Mabruripun menceritakan kejadian tersebut kepada Zulfi sambil kembali menuju ke Sekolah. Kedua mahluk tersebut terus menerus tertawa terbahak-bahak akibat perbuatan yang telah diperbuat. Harap maklum, kenakalan remaja. Astaghfirullah, ./......

Ya, begitulah, sekelumit pengalaman yang begitu berkesan, lucu kali ya, yang pernah dialami oleh Mabruri waktu SMA kelas 3, dan sekaligus minta maaf kepada semua pihak yang terkait dalam kejadian tersebut (wong goroh c.....). Semoga Allah mangampuni dosa-dosa hamba-Nya.

Mabruri, G'natyx 25

2 komentar:

  1. hahaha...
    lucu men critane
    ana2 baelah idene
    hany krna pngen priksa gratis
    ngibulin petugas puskesmas
    wah jan bocah2
    ko bsa sih muncul ide ky gt
    tp gpplah yg pntg jgn diulangi yah^^

    BalasHapus
  2. namanya juga anak2....
    bo-ong dikit g pa2 lah...

    BalasHapus

AS ROMA

R o m a F o r e v e r |||